“Pemikiran Ibnu Rusyd dalam Bidang Filsafat”

 


Kamis, 25 November 2021

Kantin (Kajian Rutin)

Pemikiran Ibnu Rusyd dalam Bidang Filsafat

Oleh Kanda Ekki Suryana Zaen

Ibn Rusyd (Averus) atau nama lengkapnya Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, lahir 14 april 1126, 520 H, berasal dari keturunan Arab kelahiran Cordoba, Andalusia.
Merupakan seorang hakim, kemudian beralih ke bidang Filsafat.

Tokoh filsuf islam yang tak ada duanya
Tokoh Barat namun tinggal di Timur
Merupakan tokoh revolusioner yang mengajak kita membuka pikiran kita
Menjadi penyelamat umat Islam sehingga menggunakan akalnya kembali

Term Akal
Teologi dan Tasawwuf

Membuat teori Aristoteles menjadi lebih mudah dimengerti
Sempat menjadi menantu Raja
Akhirnya diasingkan kembali ke Cordoba, kemudian ia fokus kepada pembahasan filsafat

Dalam filsafat arab (Timur), disandingkan sebagai peletak dasar rasional yang hilang karena teologi dan tasawwuf dan disandingkan sebagai penyelamat akal

Tokoh istimewa
Kritik Aristoteles, Al Farani, Ibnu Sina, Imam Al Ghazali
Bukan hanya mengkritik tapi juga memiliki teori-teori baru yang bersandar pada akal yang dimilikinya

Menurut Ibnu Rusyd, umat Muslim itu wajib untuk berfilsafat

Pokok pembahasan Ibnu Rusyd yang fenomenal:
1. Agama dan Filsafat
2. Qadhim (terdahulu) Alam
3. Adanya Tuhan

Tahafut At Tahafut (329 halaman)
Kerancuan dalam kerancuan
Menjelaskan secara detail agama dan filsafat, Qodhimnya alam, adanya Tuhan
Membahas kerancuan pendapat Imam Al Ghazali

Beberapa Pemikiran Ibnu Rusyd:
1. Posisi yang terhormat pada akal
2. Metode demonstratif (kaidah yang mempelajari pernyataan atau kaidah yang berkenaan dengan falsafah)
Merupakan silogisme (premis)
Silogisme itu metode yang membantu mendapatkan kepastian
Demonstratif = argumen logis
Dialektika, retorika
Demonstratif (Takwil Yaqini)
Premis adalah proposisi yang berfungsi sebagai dasar pemikiran untuk penarikan kesimpulan

Membagi manusia dalam 3 macam:
1. Manusia yang tidak mengetahui interpretasi (hanya bisa retorika)
2. Manusia yang paham interpretasi (dialektika)
3. Manusia yang ahli dalam interpretasi dan meyakinkan (demonstratif)
Mengutarakan teori dengan data

Menurut Ibnu Rusyd Agama dan filsafat bukan hal yang bertolak belakang
Muslim wajib berfilsafat untuk menguatkan keyakinan kita
Didasari pada akal
Bagaimana sesuatu yang berasal dari akal itu bisa diyakini

Kritikan untuk para Sufi
Tasawwuf dikritik
Contoh insan Ulul Albab yang sesungguhnya
Ibnu Rusyd berpendapat bahwa tasawwuf itu sempit dan menyangkut pada personal, subjektif, intuitif

Yang membuka keran filsafat di daratan Arab dengan berpegang teguh pada akal
Mengkritik Al Farabi, Ibnu Sina, Imam Ghazali, Aristoteles
Mengkritik Aristoteles tentang substansi (sesuatu yang ada pada esensi)
Aristoteles berpendapat bahwa substansi tidak bisa dibagi
Teori asy'ariyah berasal dari teori Aristoteles tentang substansi

Orang Sufi dianggap sempit, karena memisahkan metode berpikir yang hanya sampai pada dialektika

Qodhimnya Alam
Kosmologi
Qodhim adalah sesuatu yang tidak berawal

Menurut Imam Al Ghazali, alam itu diciptakan dari Allah
Teori kebaruan (dari tidak ada jadi ada)
Jism (wujud) - Substansi
Wujud - Mawjud (sudah rusak, jadi sesuatu yang baru muncul)

Masa dan zat
Menurut Ibnu Rusyd, zat yang kekal
Alam ikutnya ke masa

Menurut Ibnu Rusyd, jika menetapkan alam itu baru, berarti harus ada yang perbarui, berarti tidak Qodhim
Keberadaanya harus bergantung pada keberadaan yang baru

Premis Teolog:
1. Substansi tidak lepas dari aksiden (sesuatu yang ditambahkan pada substansi)
2. Aksiden-aksiden hal yang baru
3. Sesuatu yang tidak lepas dari baru atau baru

Air itu substansi
Laut itu esensi
 
Ibnu Rusyd Mengkritik premis pertama
Sunstansi itu menerima keterbagian
Teologi tidak bisa digunakan sebagai teori rasional, karena hanya sebatas retorika

Qodhimnya alam akan selalu berkaitan dengan Qodhimnya Allah
Qodhimnya alam itu sesuatu yang diciptakan
Qodhimnya Allah itu sesuatu yang menciptakan

Qodhimnya alam menurut Ibnu Rusyd yaitu alam ini diciptakan bukanlah dari yang tiada, tapi dari suatu yang ada

Logika dan wahyu saling berkaitan dan tidak bertentangan

Titik buntu akal Ibnu Rusyd hanya pada 2 hal:
1. Adanya Tuhan
2. Qodhimnya Alam

Menurut Ibnu Rusyd, penafsiran Quran para filsuf lebih berhak.


YAKUSA

YAKIN USAHA SAMPAI

Komentar

Postingan Populer