Pemikiran Imam Al Ghazali dalam Bidang Pendidikan
Kamis, 11 November 2021
Kantin (Kajian Rutin)
“Pemikiran Imam Al Ghazali dalam Bidang Pendidikan”
Oleh Kanda Irza Syauqi
Nama lengkap Imam Al Ghazali adalah Muhammad bin Muhammad Al Ghazali, nama aslinya Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali, lahir di kota Persia (Iran). Beliau hidup selama 28 tahun.
Imam Al Ghazali pernah menjabat menjadi guru, dosen, dan rektor.
Pandangan Imam Al Ghazali tentang pendidikan bersifat religius, condong ke Sufi dan Tasawwuf.
Pendidikan yang benar itu merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah, mengantarkan kebahagiaan dunia dan akhirat, dan pendidikan harus menetapkan ilmu di tempat yang tinggi.
Dalam kitab Ihya Ulumuddin ilmu dibagi menjadi 3:
1. Ilmu intelektual dan religius
2. Fardhu 'ain dan kifayah
3. Proses bagaimana mendapatkan ilmu
Ketika kita melakukan sesuatu maka terdapat timbal balik, atau jasa kita dibayar, berbeda dengan Imam Al Ghazali yang berpendapat bahwa semua yang kita lakukan itu harus Lillahita'ala.
Intelektual: Logika dari ilmuan
Fardu'ain: Belajar untuk diri kita
Fardhu kifayah: Ada yang mewakilkan
Proses: Melalui ladunni (tidur pun dapat ilmu), karena berpikir (belajar)
Pendidikan untuk anak diutamakan.
Mengutamakan ketauhidan dalam belajar.
Guru itu pekerjaan paling mulia, karena karakter muridnya pun harus tau.
Orang yang berilmu itu sangatlah mulia.
Pendidikan di dunia saat ini, kebanyakan lebih mengacu kepada ilmu barat, karena dianggap lebih realistis, contohnya banyak pendidikan yang berbayar.
Seorang pelajar tak bisa belajar tanpa bekal (uang) sama sekali.
Tujuan ilmu:
Kognitif (Berpikir)
Afektif (Keaktifan)
Psikomotorik (Skill)
Ilmu itu dari akal turun ke hati
4 Hal yang sangat mempengaruhi pendidikan:
1. Guru
2. Lembaga
3. Orang tua
4. Lingkungan
Ilmu filsafat itu radikal, berpikir luas, berpikir sampai ke akar-akarnya, namun dalam Islam ada batasannya, yaitu ketauhidan.
Kalau kita tak kuat dalam berfilsafat, lebih baik kita tinggalkan, karena kita bisa jadi malah melenceng, bahkan jadi Atheis.
YAKUSA
YAKIN USAHA SAMPAI
Komentar
Posting Komentar